Rahim Pengganti

Bab 169 "Ditinggal Dinas"



Bab 169 "Ditinggal Dinas"

0Bab 169     
0

Ditinggal Dinas     

Saat ini ini semua orang sudah berkumpul di rumah Acha ibu hamil itu sejak tadi tidak henti henti nya mengunyah kacang goreng yang disuguhkan oleh kedua orang tua Acha. Bahkan Ayah Bian hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah laku anaknya yang benar benar luar biasa berbeda dari sebelumnya.     

"Gina ngidamnya ada yang aneh aneh nggak?" tanya Tante Sophie orang tua dari Acha.     

"Aku nggak ada ngidam aneh-aneh kan sayang," ucap Gina sambil menatap Daffa mendengar hal itu rasanya Daffa ingin menggigit hidung istrinya itu tidak ngidam aneh aneh dalam artian apa yang dimaksud oleh Gina karena selama ini istrinya itu selalu saja meminta hal yang terkadang membuat dirinya saja pusing saat mendengar nya apalagi mencarinya. Daffa hanya menganggukkan kepala nya karena pria itu tahu jika diri nya menjawab ucapan dari istrinya tersebut maka Daffa harus siap siap untuk tidur di luar.     

Rangkaian acara lamaran segera dimulai dan hal itu membuat Daffa begitu senang setidak nya saat ini dirinya aman dari pertanyaan yang dilontarkan oleh sang istri pertanyaan nya menurut Dafa sangat sangat mematikan karena jika dirinya salah menjawab apa banyak hal yang akan terjadi.     

Contoh sikap jahil dari mana saat ini Gina duduk di samping om nya melihat hal itu Daffa hanya bisa geleng geleng kepala istri nya itu benar benar aku sangat jahil.     

"Cie … cie … cie, yang bentar lagi bakalan official. Gak nyangka banget deh, Om Atha bisa bisa nya, menikah dengan mahasiswi nya sendiri," ucap Gina. Sedangkan Atha, hanya menatap datar ke arah keponakan nya itu. Gina terus saja menggoda om nya tersebut sedangkan Atha tidak menanggapi apa yang dilakukan oleh sang keponakan Atha lebih banyak diam, pria itu saat ini begitu deg deg an dengan acara tersebut.     

Setelah puas dengan menjahili Om dengan banyak godaan godaan yang diberikan oleh Gina ibu hamil itu beranjak dari tempat duduk nya dan kembali mendekati sang suami Gina lama menghindarkan kepala nya ke bahu Daffa dengan begitu mesra hal tersebut membuat Sekar dan Akbar yang ada di dekat mereka hanya bisa menatap datar ke arah tingkah laku seorang sahabat yang selalu saja berubah ubah.     

"Aku pengen makan cendol deh," ucap kina dengan nada sedikit keras. Hal tersebut membuat beberapa orang yang yang ada di sana menoleh ke arah Gina sedangkan Gina yang ditatap oleh orang orang tersebut memasang wajah datar nya. Tante Sofi Ibu dari aca tersenyum mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Gina wanita paruh baya itu segera beranjak dari tempat duduk nya tak lama beberapa orang asisten rumah tangga nya datang dengan membawa nampan yang berisikan cendol yang diinginkan oleh Gina. Melihat hal itu membuat ibu hamil itu tersenyum dan mengucapkan banyak terima kasih kepada tante Sofi. "Dimakan cendol nya biar anak yang ada di dalam kandungan kamu senang udah diturutin apa keinginan nya." Bunda Carissa hanya geleng geleng kepala saat melihat tingkah laku sang anak memang benar anak nya yang nomor 3 ini terkadang membuat orang di sekitar hanya bisa menatap dengan tingkah laku yang luar biasa. Jika melodi yang saat ini ikut dengan sang suami tidak rewel dalam kehamilan nya yang sudah akan memasuki hari untuk melahirkan berbeda dengan Gina yang tidak segan segan untuk merepotkan semua orang yang dekat dengan nya.     

Pernah suatu ketika Gina ingin memakan garang asem namun, orang yang harus membuat nya adalah Siska tante nya sendiri kebetulan saat itu Siska dan Elang sedang pergi keluar kota karena ada urusan bisnis dan seketika Gina langsung marah dan juga merajuk karena apa yang diinginkan nya tidak terpenuhi. Elang yang sudah menganggap Gina seperti anak nya sendiri segera mengajak sang istri untuk pulang setelah Siska pulang garang asem yang diinginkan oleh ibu hamil itu dibuatkan untuk Gina yang sangat spesial.     

Selesai dengan semua acara yang ada mereka lalu pergi meninggalkan rumah tersebut. Gina tidak langsung pulang wanita itu meminta sang suami untuk diantar ke rumah Tante Siska karena Gina ingin kembali dibuatkan makanan khas Palembang yaitu pindang ikan patin yang sejak semalam jam di inginkan oleh wanita hamil itu. Tante Sisca yang diberi tahu mengenai keinginan dari sang keponakan sangat gembira mendengar nya bukan hanya Tante Siska tapi Om Elang juga sama kedua orang dewasa tersebut begitu bahagia ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Gina.     

"Sayang!!" panggil Daffa. Mendengar panggilan tersebut membuat Gina yang fokus dengan pandangan ke depan segera menoleh ke arah suaminya, Daffa yang saat ini sedang mengendarai mobil sesekali juga menoleh ke arah istri nya namun, pria itu tidak pernah lepas menggenggam tangan sang istri dengan erat. "Kenapa Mas?" tanya Gina balik.     

Saat ini Daffa bingung ingin mengucapkan kan atau memberitahukan kepada sang istri mengenai jadwal keberangkatan dirinya yang ternyata dimajukan Daffa tidak tahu harus memulai dari mana dahulu karena sejujur nya Daffa juga tidak mau dalam posisi seperti ini pria itu sudah meminta beberapa kelonggaran untuk dia bisa pergi dinas ke luar kota setelah Daffa tahu bagaimana kondisi sang istri lebih dulu namun, nyata nya hal itu tidak bisa terjadi di pihak batalyon pusat sudah meminta untuk mereka berangkat beberapa hari ke depan.     

Gina yang menatap kearah sang suami dengan penuh tanya wanita itu yakin bahwa saat ini suami nya sedang menutupi sesuatu hal sehingga ekspresi wajah yang ditampilkan oleh Daffa sangat terlihat tidak baik.     

"Ada apa mas kenapa apa yang ada dipikiran kamu. Kamu kalau udah seperti ini pasti ada sesuatu hal yang sedang terjadi."     

Helaan nafas berat terdengar sangat jelas hal itu membuat Gina semakin yakin bahwa ada sesuatu hal yang terjadi diantara suaminya tersebut . Namun, Gina akan menunggu bagaimana sang suami memberitahukan apa yang mengganjal di dalam hati nya.     

Kedua nya akhir nya diam sepanjang jalan Dafa masih bingung harus mengatakan apa pria itu tahu bahwa hal seperti ini pasti akan terjadi bukan hanya Dafa namun, Gina juga mengerti akan hal seperti ini siap atau tidak diri nya harus menerima konsekuensi apapun yang akan terjadi kepada hubungan mereka. Apalagi Daffa adalah seorang kapten yang harus memimpin beberapa pasukan untuk menyelesaikan misi misi penyelamatan sebagai sosok anggota kenegaraan.     

***     

Saat ini di rumah Tante Siska hanya tinggal ada Gina seorang diri bersama dengan om dan tante Nya serta Sekar dan juga Bagas. Dafa harus segera kembali ke kantor karena ada beberapa tugas yang harus diselesaikan oleh pria tersebut.     

"Kak Gina, gimana rasa nya jadi istri seorang prajurit?" tanya Bagas. Gina yang saat ini sedang duduk di dapur sembari melihat sang tante yang sedang memasak menoleh ke arah adik sepupu nya tersebut. "Rasa nya nano nano nggak gas kita sebagai seorang istri harus siap ditinggalkan oleh suaminya kapanpun Kamu tau enggak Kakak itu sekarang lagi menunggu Kapan Mas Daffa untuk berangkat ke Papua dan keberangkatan dia itu bukan hanya 1 (satu) minggu atau 2 (dua) minggu tapi 6 (enam) bulan dan hal itu harus banyak lho persiapan nya," balas Gina dengan santai nya.     

Mendengar hal itu bukan hanya Bagas yang kaget melainkan Sekar juga gadis itu yang saat ini sedang duduk tak jauh dari meja makan segera mendekat ke arah tersebut titik Sekar ikut bergabung dan mendengarkan apa yang terjadi di dari cerita Gina.     

"Jadi Bang Dafa Bangkalan berangkat ke Papua bakalan ditinggal sendirian dong Jadi pas anak kalian lahir nanti Bang Daffa belum tentu pulang?" tanya Sekar dengan penuh penasaran. Dina menganggukkan kepala nya seperti itulah resiko jika menikah dengan seorang prajurit siap atau tidak rela atau tidak semua harus diutamakan adalah negara maka dari hal itu Dina harus menerima apa saja hal yang terjadi di nanti nya.     

"Lu tahu dari mana sih kalau Bang Daffa bakalan ikut tugas keluar kota?" tanya Sekar. Gina tersenyum meskipun sang suami belum memberitahu hal tersebut namun dirinya sudah tahu lebih dulu karena saat perkumpulan ibu Persib yang dilaksanakan setiap minggunya selalu saja dibahas mengenai kepergian para anggota yang ternyata jadwal nya dimajukan. Gina juga tahu bahwa tadi sang suami ingin mengatakan hal tersebut namun karena ada sedikit keraguan di mata Daffa membuat pria itu tidak jadi memberitahu apa yang seharus nya diberitahukan kepada Gina.     

"Biasa kan gue masuk ke dalam perkumpulan ibu ibu jadi setiap harinya ibu ibu pasti bakalan membahas mengenai keberangkatan suami mereka masing masing. Meskipun Mas Dafa belum memberi tahu kapan giliran diri nya untuk berangkat yang jelas gue udah mempersiapkan semua hal tersebut. Kalau ditanya berat atau tidak yang pasti jawaban nya adalah berat siapa istri yang tidak mau di tunggui oleh suaminya ketika melahirkan namun, mau bagaimana lagi hakikat nya nya saat prajurit menikah dengan seorang wanita maka wanita itu adalah yang kedua karena yang pertama tetap bagi mereka adalah negara."     

"Jadi nikah sama tentara itu nggak enak ya Kak?" tanya Bagas. Gina tersenyum mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh sepupu nya itu jika ditanya dirinya enak atau tidak menikah dengan seorang tentara Gina juga tidak tahu harus menjawab apa wanita itu bingung ingin mengatakan tidak enak tapi nyatanya enak ingin mengatakan enak tapi nyatanya tidak enak sehingga membuat Gina tidak tahu bagaimana rasanya saat ini yang Gina tahu adalah dirinya harus menjadi istri yang baik untuk suami nya.     

"Setiap hal pekerjaan apapun itu pasti memiliki resiko masing masing saat ini yang aku rasakan adalah bahagia Mas Dafa pergi bertugas adalah untuk negara setidaknya ada suatu kebanggaan tersendiri nantinya ketika anak kami lahir dia akan bangga bahwa dia memiliki seorang ayah yang begitu Itu luar biasa."     

Tante Siska yang sejak tadi menjadi pendengar tersenyum mendengar ucapan yang dilontarkan oleh keponakannya itu wanita itu sangat bahagia perjodohan yang awalnya tidak diinginkan oleh Gina nyata nya pernikahan itu membawa suatu kebahagiaan untuk diri nya. Siska adalah orang pertama yang menentang ketika mendengar sang abang ingin menjodohkan keponakan nya tersebut bahkan Siska juga menolak berbicara dengan Bian saat itu Siska merasa hal yang dilakukan oleh Bian tidak baik karena Bian memaksakan keinginan nya untuk menjodohkan sang anak dengan pria yang belum tentu dikenal oleh Gina namun, lambat laun semua nya berbeda. Pernikahan yang awalnya sangat terpaksa sekarang sudah berjalan dengan baik baik saja apa lagi saat melihat keakraban Gina dan juga Daffa yang saling mencintai.     

"Keponakan Tante udah dewasa," ucap Tante Siska dengan senyuman yang mengembang.     

Siska lalu mendekat ke arah Gina wanita itu mengusap kepala keponakan nya itu dengan penuh cinta dan kasih sayang ketiga anak dari Bian dan juga Carissa sudah seperti anak Siska dan Elang keduanya begitu menyayangi mereka apa pun yang diinginkan oleh mereka bertiga maka Siska akan mewujudkan semua nya bukan hanya Siska dan Elang yang bersifat seperti itu namun, Bian dan Carissa juga sama mereka berdua juga menyayangi Sekar dan Bagas apapun.     

"Kak, panggil Papi. Biar kita makan sama sama," ucap Siska. Sekar lalu menganggukkan kepala nya dan berjalan ke arah ruang kerja sang Papi. Hal pertama yang dilihat oleh Sekar adalah sang Papi yang masih dengan fokus nya di depan laptop tanpa berkedip sedikitpun. Gadis itu segera masuk ke dalam ruangan kerja milik Papi nya ruangan yang sangat elegan dan membuat orang yang masuk ke dalam ruangan tersebut merasakan kenyamanan yang luar biasa. "Tapi ayo kita makan masakan yang udah dimasak oleh Mami udah selesai kasian tuh ibu hamil nanti ngambek karena kelamaan," ucap Sekar.     

Elang lalu mengangkat kepalanya dan menatap ke arah sang anak dengan senyuman yang begitu lebar pria itu lalu mulai mematikan laptopnya dan menyimpan laptop tersebut di dalam laci . Setelah itu elang dan juga Sekar keluar dari dalam ruangan tersebut mereka segera menyusul Bagas dan yang lain nya di meja makan.     

"Wah makanannya enak sekali ayo ayo kita makan sekarang. Ayo Gina habiskan semua makanan nya tadi Om dengar bahwa kamu menginginkan pindang ikan patin ini jadi kamu harus makan yang banyak biar calon cucu Om sehat," ucap Elang dengan begitu bahagia. Mendengar hal itu membuat mereka semua segera bersiap memakan makanan tersebut, ibu hamil itu begitu semangat ketika melihat kepala ikan patin sesuai dengan request-an dari diri nya. Memasak makanan yang begitu banyak karena dirinya tahu nafsu makan dari keponakannya itu sangat luar biasa dan juga Tante Siska sudah menyiapkan beberapa Apa makanan lainnya untuk dibawa oleh Gina jika nanti diri nya ingin makan makanan tersebut.     

***     

Di lain tempat Daffa sedang menyiapkan beberapa berkas untuk kepergian nya menjalankan tugas di Kota Papua pria itu terlihat sangat tidak bersemangat semua itu terjadi karena dirinya harus meninggalkan sang istri yang saat ini sedang hamil. Pihak batalyon juga sudah membuat sebuah keputusan bahwa Java tidak akan lama di sana namun diri nya harus menyelesaikan beberapa laporan saat ada di batalyon Papua. Kondisi istri Dafa serta koneksi yang dimiliki oleh Bapak Joyo membuat Dafa sedikit lebih longgar namun meskipun hal tersebut terjadi dapat juga tidak bisa lepas tangan begitu saja pria itu harus benar-benar melihat kondisi di lapangan nantinya sangat baik Baru dirinya bisa meninggalkan mereka semua.     

"Lo gak usah khawatir nanti kalau semuanya udah beres tinggal pulang aja biar keadaan lapangan nanti gue sama Ares yang jagain. Yang penting nantinya istri dan calon anak lo bisa melihat bumi dunia yang indah ini dengan selamat," ujar Gilang.     

Mendengar hal itu membuat Dafa menganggukkan kepala nya banyak hal yang ada di kepala Daffa saat ini rasanya laki laki itu ingin sekali berteriak karena terlalu banyak hal yang harus dia pikirkan saat ini. Namun, kembali lagi semua adalah tanggung jawab diri nya, bukan hanya mengenai tanggung jawab sebagai seorang prajurit tapi juga sebagai seorang suami dan seorang calon Ayah bagi anak nya nanti.     

Daffa lalu melanjutkan kembali kegiatannya yaitu mulai menyusun beberapa strategi untuk dilakukan sebagai upaya penyelamatan negara di bagian perbatasan Papua. Menyelesaikan semua nya dengan baik dan benar agar ketika dirinya meninggalkan posko keamanan dan pulang ke Jakarta nanti semua sudah selesai dengan aman dan jelas.     

Setelah hampir 2 jam lama nya Daffa berada di lapangan pria itu lalu membubarkan semua prajurit dan kembali ke tempat mereka masing masing. Daffa langsung mencuci muka dan membersihkan diri nya sebelum akhir nya Daffa mulai kembali menjemput sang istri di rumah sang tante. Saat melihat ponsel ternyata sudah banyak panggilan tak terjawab yang diberikan oleh Gina melihat hal itu sedikit banyak nya membuat Dafa sangat gugup dan takut namun ketika melihat hasil apa apa yang dilakukan oleh sang istri membuat Dafa sulit mengulum senyum nya.     

"Gue pamit," ucap Daffa lalu meninggalkan tempat tersebut dengan senyuman yang mengembang , mereka semua menatap penuh tanya ke arah Daffa yang awalnya bersikap biasa biasa saja namun berubah menjadi luar biasa ketika melihat handphone nya.     

Gilang dan Ares hanya bisa geleng geleng kepala melihat sikap dari kapten nya yang benar benar luar biasa aneh , banyak hal yang terjadi pada Daffa saat diri nya sudah menikah dan hal itu benar benar membuat Gilang dan juga Aries begitu bahagia karena keduanya juga tahu bahwa perasaan cinta orang di masa lalu masih mengganjal di hati Daffa meskipun hanya beberapa persen saja.     

***     

Malam ini ini meminta suaminya untuk mengantar mereka pergi mencari angkringan lagi lagi ibu hamil itu ingin makan dipukul jam jam yang sudah sangat larut. Dafa mengatakan bahwa biarkan diri nya saja yang pergi membelikan makanan yang diinginkan oleh sang istri namun, ibu hamil itu tetap keras kepala Gina tidak mau menunggu wanita hamil itu ingin makan ditempat titik dengan sangat berat hati Dafa lalu mengizinkan sang istri.     

"Naik motor aja mas."     

Mendengar 4 kata yang dilontarkan oleh sang istri membuat Daffa langsung melotot dengan tajam pria itu tidak suka dengan apa yang diucapkan oleh sang istri namun, nyata nya Daffa hanya hanya bisa diam pria itu tidak bisa berkomentar karena perubahan sikap yang dilakukan oleh Gina membuat Daffa sedikit takut, apalagi diri nya yang harus pergi tugas ke luar kota.     

Kedua nya sudah sampai di tempat angkringan langganan mereka berdua penjual angkringan tersebut bahkan sampai hafal pesanan apa saja yang diinginkan oleh kedua orang tersebut. Segera Gina dan Daffa duduk di tempat biasa mereka jika datang ke tempat tersebut, menunggu waktu lama pesanan mereka sudah sampai di depan meja mereka.     

"Silakan neng dan mas, seperti biasa, kan?" tanya penjual tersebut, Daffa langsung menganggukkan kepala nya, kedua nya langsung, memakan makanan tersebut. Tidak banyak kata yang diungkapkan, mereka makan dalam keadaan diam. Sesekali, Gina membuka suara nya memuji masakan yang sudah sering mereka beli tersebut.     

Setelah selesai dari makan malam mereka yang sudah sangat larut keduanya langsung pulang ke rumah mereka namun, ketika di jalan Gina melihat ada penjual jagung seketika ibu hamil itu langsung meminta suaminya untuk membeli titik hanya bisa geleng geleng kepala dengan sikap yang dilakukan oleh sang istri.     

Sepanjang perjalanan menuju pulang Gina menghabiskan jagung rebus yang dia beli wanita itu memakan jagung dengan begitulah Daffa senang melihatnya apapun makanan yang menurut dirinya baik maka akan dituruti oleh Dafa pria itu juga tidak mau membuat anaknya nantinya menjadi ileran karena ada makanan yang tidak diberikan.     

***     

Hari yang ditunggu tiba Daffa saat ini sedang mempersiapkan beberapa barang yang harus diri nya bahwa nantinya sebelum nya Gina sudah menyiapkan semua nya wanita itu dengan sangat semangat menyiapkan barang barang bawaan yang harus digunakan oleh sang suami beberapa bulan kedepan.     

"Kamu kok kayak senang gitu yang, ini aku mau berangkat loh kok dari tadi kamu kayak semangat itu membereskan semua kebutuhan aku ucap Daffa. Pria itu bingung saat melihat respon dari sang istri Gina hanya merespon dengan anggukan kepala dan mengatakan siap ketika Daffa beberapa hari yang lalu mengatakan bahwa diri nya harus pergi keluar kota dengan jadwal yang dimajukan. Respon yang diberikan oleh Gina benar benar diluar nalar oleh Daffa pria itu sudah membayangkan bahwa sang istri akan menangis lalu meminta dirinya untuk tidak pergi namun nyatanya hal itu hanya bayangan saja dari Daffa Gina dengan senyum yang lebar memberikan izin kepada sang suami untuk pergi menjalankan tugas di luar kota selama beberapa bulan.     

"Udah Mas gak usah banyak drama bentar lagi kamu itu harus berangkat. Aku kan udah bilang sebagai seorang istri prajurit kita itu harus berani ditinggal saat seperti ini kamu nggak usah khawatir di sini ada Ibu dan Bapak terus juga ada ayah dan bunda kan Bagas juga ada Dewa juga ada semua orang ada didekat aku jadi kamu nggak usah khawatir Sayang," ucap Gina.     

Wanita hamil itu sudah sejak tadi menjelaskan bahwa diri nya baik baik saja namun Daffa selalu khawatir dengan kondisi nya.     

Pukul 14.00 semua orang sudah berkumpul di halaman batalyon begitu juga dengan Gina Wanita itu sudah memakai baju hijau pupus nya dan siap melepaskan kepergian sang suami untuk bertugas.     

"Gimana Mbak ditinggal oleh suami untuk pertama kalinya apalagi mbaknya kan lagi hamil," ucap Seorang Istri prajurit. Gina yang mendengar hal itu hanya membalas dengan senyuman saja wanita itu tahu bahwa saat ini ini perempuan yang ada di depannya sedang mencoba mengompori dirinya agar meminta Daffa untuk mundur dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang kapten yang harus membawa beberapa prajurit untuk menjaga keamanan di daerah sana titik namun nyatanya orang tersebut salah mencari lawan karena sebelumnya Ibu Sri sudah memperingatkan hal apa saja yang bisa terjadi di saat seperti ini.     

"Namanya nikah sama istri prajurit Mbak harus sudah siap."     

Setelah mengatakan hal tersebut Gina lalu berjalan menuju ke arah suaminya yang sudah berdiri tak jauh dari dirinya sedangkan wanita tersebut sudah menahan amarahnya karena tidak suka dengan jawaban yang sudah dilontarkan Gina.     

###     

Selamat membaca dan terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.